Translate

Senin, 22 Desember 2014

Kekuatan Baru Ekonomi Kreatif di Timur Indonesia


Walau hujan terus menyerang dan angin bertiup kencang semua itu tak mengkerdilkan semangat para komunitas kreatif dan UKM yang ikut berpartisipasi. “Dasar orang kreatif memiliki semangat dan gelora tinggi serta selalu mencari solusi setiap permasalahan yang timbul. Sejak sebulan persiapan kami mendapat hantaman keras dengan perpindahan dua kali tempat penyelenggaraan KKFest2014. Rencana awal di Gor Pemuda Sultra tidak dapat digunakan, karena adanya kegiatan lain yang juga akan menggunakan tempat tersebut dengan waktu yang sama. Sementara alternatif lain yang kami harapkan yaitu penggunaan Ruang Terbuka Publik (RTP) di Kota Kendari yaitu Tugu Persatuan Sultra Eks MTQ juga tidak dapat digunakan karena kami dikenakan biaya pemakaian tempat yang begitu besar. Hingga akhirnya waktu yang hanya tinggal 3 hari (H-3), Kendari Kreatif sesuai dengan kesepakatan bersama Komunitas dan UKM kemudian memutuskan menggunakan badan jalan Supu Yusuf Kompleks Ruko Eks MTQ Square Kendari depan Sekretariat Kendari Kreatif sebagai venue KKFest2014, agar lebih mudah mengontrol loading dan dapat menekan biaya operasional. Tak kenal hujan, angin dan suara pesimis yang seolah ingin mengoyahkan komitmen terlaksananya Kendari Kreatif Fest 2014. Hingga dini hari para Komunitas Kreatif dan UKM terus bekerja bersama-sama menyelesaikan semua event production” tangkas Okent. Hari itu tanggal 13 Desember 2014 akhirnya hujan deras dan angin kencang mulai sadar bahwa ada hajatan mulia yang tidak menginginkan kehadiran mereka. Sebelum acara pembukaan dimulai, sore harinya para pengunjung sudah berdatangan baik warga, pelajar dan mahasiswa maupun pihak Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. KKFest2014 kedatangan tamu selain dari Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Pusat juga ada Shafa Indonesian Idol Cilik dari Jakarta sebagai bintang tamu serta dari Kota Makassar yaitu sutradara dan 6 artis pemeran utama Film Bombe yang ingin melihat produk kreatif lokal sekaligus silaturahmi bersama pelaku industri kreatif di Kota Kendari.



Kedatangan secara tiba-tiba Shafa Idol dan rombongan Film Bombe bersama dengan 6 anak kecil yang berakting dalam Film tersebut, membuat suasana KKFest2014 menjadi seru dan penuh warna. Mereka berkeliaran di area stand pameran dan langsung dikeremuni oleh para fans untuk berfoto dan berselfi ria. Pengunjung yang baru saja tiba dari Wakatobi dan sengaja singgah di Kota Kendari untuk menghadiri KKFest2014, Dendi berkata “penuh kejutan telah hadir disini dan kembali bertemu dengan sutradara serta 6 artis cilik pemeran Film Bombe, saya asli orang Makassar sudah 2 kali saya menonton Film Bombe di XXI Mal Panakukang Makassar. Setelah berwisata di Wakatobi selama 3 hari dan sengaja menyempatkan waktu untuk hadir di acara Kendari Kreatif yang selama ini saya hanya melihatnya di medsos dan videonya di youtube. Saya serasa berada di Kota Makassar dan bertemu dengan orang-orang kreatif Makassar di KKFest2014”. Sementara Rere director dan sutradara Film Bombe berucap bahwa “kegiatan seperti ini jarang ada di Kota Makassar, acara yang dapat menghimpun Komunitas dan UKM yang berbeda ganre dan prinsip itu luarbiasa. Apalagi produk yang dihasilkan dan dipamerkan sangat unik dan memiliki nilai seni yang tinggi. Rugi rasanya bagi warga Kota Kendari – Sulawesi Tenggara yang tidak meluangkan waktunya untuk datang dan menyaksikan acara ini. Besok malam saya akan tampil dipanggung KKFest2014 sekalian talkshow bedah Film Bombe”.



Waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 wita, kita break sejenak untuk Isoma pesan MC diatas panggung. Tepat pukul 19.00 wita kemudian screen panggung disisi kanan menyala, ternyata ada pemutaran film pendek lokal buatan anak Kendari. Para rombongan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia dipersilahkan mengisi tenda VVIP yang sudah disiapkan oleh penyelenggara dan sebagian pengunjung ikut menyaksikan pemutaran film pendek yang disajikan dalam layar yang berukuran 2 x 2 meter. Setelah pemutaran film indie tersebut, kemudian berlanjut pada penampilan Stand Up Comedy Kendari yang mengiringi kedatangan Dra. Poppy Savitri Sekretaris Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. Acara yang ditunggu-tunggu yaitu Opening Art Kendari Kreatif Fest 2014 berlangsung dengan sebuah ceremonial sarat makna. Kolaborasi antara Monolog Cerita Rakyat oleh Papi Seniman Senior, Tari Tradisional oleh Sanggar Tari KK, Musik Tradisional dan Modern oleh KKcoustic serta penampilan Parkour aksi spektakuler dari Kendari Urban Trace. Sehabis menikmati opening ceremonial, rombongan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia ditemani oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Tenggara beserta perwakilan dari Kendari Kreatif berkunjung ke stand pameran diantaranya; Adham Art, WPAP Sultra, Marchandise ILIKENDARI, Nandar Art, Baju Pokea, AnacondA VS anabule.co, Buton Clothing, Adam Lampion, Gen Aktif Baubau, Sultra Cerdas, AIS Kendari, ICI Kendari, Baubau Kriya, Findi Ban dan Anyaman Bambu serta Kerajinan Tempurung Kelapa hasil pelatihan dan workshop Desain Produk dan Kemasan yang diselenggarakan oleh Disparekraf Prov. Sultra dan Kemenparekraf Republik Indonesia pada bulan Oktober 2014.



Seperti yang telah dijadwalkan acara talkshow dengan tema “Kekuatan Baru Ekonomi Kreatif Indonesia” dengan narasumber Dra. Poppy Savitri dan moderator Derlin, langsung mendapat perhatian khusus oleh seluruh pengunjung, peserta pameran, komunitas dan UKM serta warga sekitar yang melintas di jalan Supu Yusuf Kendari. Dalam pemaparannya Poppy menyampaikan “kesan yang baik dan rasa bangganya kepada Kendari Kreatif yang telah menyelenggarakan KKFest untuk ketiga kalinya secara berkesinambungan setiap tahunnya. Kegiatan ini harus terus dilaksanakan dengan penuh semangat dan konsisten. Jangan pernah takut untuk bermimpi, sewaktu saat semua impian dan tujuan dari kegiatan ini akan didapatkan. Kekuatan ekonomi kreatif ada pada orang-orang lokal, seni dan budaya bangsa yang menjadi identitas kita. Buat para insan kreatif baik Komunitas, UKM maupun pelaku industri kreatif yang ada di Kota Kendari harusnya bersatu dan memperkokoh barisan kreatifitas dengan terus berkarya tanpa henti, diikuti dengan inovasi agar orientasi bisnis dan ekonomis terwujud dengan nilai dan hasil yang maksimal. Tentunya kami sebagai Pemerintah Pusat sangat mengapresiasi dan berkomitmen untuk mendukung Kendari Kreatif dalam mengembangkan ekonomi kreatif di daerah, dan Kendari Kreatif Fest telah kami jadikan sebagai kalender event nasional agar setiap tahunnya dapat terlaksana semakin baik dan semarak lagi dengan kehadiran peserta dari luar untuk ikut memamerkan dan memasarkan produk kreatif yang dihasilkan”.



Sementara Zainal Koedoes Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Tenggara dalam sambutannya menyatakan “akan terus menjalin kerjasama yang baik dengan Kendari Kreatif. Tahun depan Hallo Sultra kembali dilaksanakan, tentunya Kendari Kreatif harus berperan besar pada penyelenggaraan event tersebut, begitu juga dengan perencanaan event 15 bulan di langit yang akan dilaksanakan setiap bulan akan menjadi arena dan pasar bagi pelaku industri kreatif, komunitas, seniman dan budayawan untuk mengekspresikan karya seni kreatifnya. Dinas menjadikan Kendari Kreatif sebagai rekan kerja untuk melaksanakan program pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Komunikasi, konsolidasi, koordinasi dan konsultasi akan terus dilakukan demi terjalinnya kolaborasi antara Pemerintah, Komunitas, Akademisi, UKM dan Pengusaha. Karena tanpa Komunitas, Pemerintah tidak bisa berbuat banyak begitupun sebaliknya”.



Dalam rangkaian penyelenggaraan KKFest2014 yang membedakan dari tahun-tahun sebelumnya adalah adanya Launching Creative City Branding ILIKENDARI yang diresmikan langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Ekonomi Kreatif Berbasis Media, Desain dan Iptek Kementerian Pariwisata Republik Indonesia agar menjadi Brand dari Kota Kendari. ILIKENDARI adalah sebuah gerakan untuk mempromosikan Kota Kendari ke dunia internasional. Menjadikan Kota Kendari sebagai salah satu tujuan destinasi yang akan disukai oleh wisatawan baik domestik maupun internasional dan menumbuhkan rasa cinta dan bangga akan produk lokal dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA 2015) sehingga pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 terwujud di Provinsi Sulawesi Tenggara.


Berkarya Dengan Kearifan Lokal, Pesan Rere.

Rere Anak Kota Lama Kendari
Orang kreatif selalu cerdas melihat peluang, potensi serta memanfaatkan momen dan kesempatan sebaik mungkin sebagai sebuah inspirasi untuk berkarya. Berkarya tidak seharusnya mengikuti perkembangan trend masa kini, namun trend dan lifestyle kekinian dapat di daya gunakan untuk mensinergikan dengan seni dan budaya lokal. Muatan lokal akan selalu abadi serta bermanfaat bagi kehidupan masa kini dan masa depan. Memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan elektronik secara bijak dengan berkarya kreatif, inovatif dan solutif wajib hukumnya dalam kehidupan.

Makassar Bisa Tonji adalah istilah lokal yang menjadi kebanggaan dari warga kota Makassar. Jadi Kenapa Mi adalah istilah buat orang dalam dan luar yang bergaya parlente yang bangga dengan lifestyle dan budaya luar serta produk asing. Bacco Becce menjadi identitas bagi orang Sulawesi Selatan, Bacco panggilan bagi laki-laki dan Becce panggilan bagi perempuan. Ambemuami Ngoaa merupakan kritikan keras kepada pejabat yang rakus akan kekuasaan yang berprilaku korupsi, kolusi dan nipotisme. Itulah beberapa judul lagu yang diciptakan oleh seorang anak muda bernama lengkap Syahrir Arsyad Dini yang lebih dikenal dengan panggilan Rere punggawa Art2Tonic.

Kota Makassar memang salah satu kota metropolitan dikawasan timur Indonesia yang pembangunannya sangat pesat dan merata. Kota yang subur bagi para investor untuk berbisnis dan berdagang secara langsung, juga merupakan tujuan wisata dengan beragam destinasi yang berada di dalam kota, serta menjadi tempat transit untuk menuju ke wilayah bagian timur Indonesia. Apa yang ada di ibukota negara, juga ada di kota Makassar. Yang menarik dari kota Karaeng ini adalah muatan lokal tetap menjadi kunci dari setiap pembangunan demi kesejahteraan masyarakatnya.

Karena merasa resah mendengar para penyiar-penyiar radio FM, juga melihat pergaulan para pemuda pemudi menggunakan dialek dan logat luar yang bukan merupakan kebiasaan bagi warga Makassar dalam berbicara, berdiskusi, bergaul, bersilatuhrahmi dan bersosialisasi. Padahal kota Makassar sangat identik dengan dialek dan logatnya sendiri. Bahkan yang ada, setiap pendatang setelah berada di kota Makassar seharusnya minimal bisa berdialek seperti buruh pelabuhan ataupun bandara, tukang becak, tukang ojek, sopir angkutan umum, pedagang pasar dan penjual asongan agar tidak tersesat menuju ke tempat tujuan.

Rere Art2Tonic Featuring KKcoustic Perform di KKFest2014
Melalui grup band Art2Tonic, Rere berkarya lewat lagu dan musik untuk mengkampanyekan seni dan budaya lokal haruslah dilestarikan. Dengan mempertahankan dialek dan logat yang sudah terbangun sejak dahulu kala dan menjadi turun temurun dalam masyarakat lokal, serta bagi pendatang yang telah bermukim dan menjadi warga Makassar. Muatan lokal adalah kekuatan untuk masuk dan bertahan serta berjaya didalam industri kreatif. Itu dibuktikan oleh Rere Art2Tonic dengan menjadikan muatan lokal adalah inspirasi dari setiap karya yang dibuatnya. Setiap karya yang dihasilkan pastinya langsung meledak dipasaran. Inilah yang menandakan bahwa masyarakat bangga dengan budaya dan identitasnya. Karya yang mengangkat kearifan lokal tentunya menjadi tren masa kini untuk bisa tembus dipasaran industri kreatif. Kata Rere di acara Bedah Film pada event KKFest2014 di Kota Kendari.

Setelah vakum bermusik sekitar empat tahun lamanya sejak tahun 2010, ternyata orang kreatif asal Makassar ini diam-diam menjadi tim kreatif sebagai art director pembuatan iklan Presiden Republik Indonesia yang ke VI. Awalnya ia sempat dikucilkan oleh teamwork yang telah dibentuk oleh ring satu Kepresidenan, karena menjadi art director yang sebenarnya di ibukota negara memiliki banyak orang kreatif yang jauh lebih hebat. Dalam tim tersebut Rere Art2Tonic kembali mendapat inspirasi untuk berkarya dan membuktikan bahwa image dan mainset orang luar terhadap warga dan kota Makassar itu keliru. Disela-sela diskusi bersama tim, muncullah pertanyaan kenapa di Makassar selalu ada tawuran, demo anarkis dan perkelahian antar kelompok?

Adegan Ririn Manaba di Film Bombe'
Rere Art2Tonic tidak menjawabnya secara utuh dan menyeluruh atas pertanyaan tersebut. Karena wajarlah muncul pertanyaan seperti itu dan telah menjadi image bagi kota Makassar. Karena hampir semua media baik cetak, televisi maupun medsos sering memberitakan kejadian anarkis dan kerusuhan yang dilakukan oleh sebagian kecil warga Makassar. Pertanyaan itulah yang menjadi inspirasi Rere untuk belajar dan lebih mengenal dunia cinematography selama bekerja dalam tim kreatif Presiden Republik Indonesia ke VI. Setelah selesai dengan project di ibukota negara, kemudian Rere kembali ke Makassar untuk menjawab secara lengkap, utuh dan menyeluruh pertanyaan terhadap kota dan warga Makassar. Setelah sukses dengan karya musiknya yang telah menghasilkan lima album bersama Art2Tonic dengan bendera indie label namun pasaran albumnya hingga ke Singapura, Malaysia, Hongkong dan Arab Saudi. Kini Rere mulai menggarap dunia cinematography dengan membuat sebuah film lokal berjudul Bombe yang berarti permusuhan.

Meet and Greet Film Bombe' di Hollywood Square Kendari
Untuk mengubah image dan mainset yang sudah terbangun pada orang luar Makassar, haruslah orang Makassar sendiri yang seharusnya mengubah image dan mainsetnya terlebih dahulu. Sikap dan gaya bicara yang keras tidak menentukan bahwa orang itu berkelakuan kasar, bisa saja sebaliknya orang yang sopan dan gaya bicara santun ternyata memiliki kelakuan biadap. Ungkap Rere pada acara Meet and Greet Film Bombe di Hollywood Square Kendari. Melalui Film Bombe yang diperankan oleh anak-anak kecil bisa menjawab dan menjelaskan image dan mainset yang salah terhadap warga dan kota Makassar. Sebaiknya media berperan serta mengangkat citra, harkat dan martabat kota-kota di Indonesia. Hingga kini jumlah penonton Film Bombe khusus di Hollywood Cinema Kendari sudah mencapai 2.940 orang selama tujuh hari pemutaran. Dan yang perlu diketahui bersama bahwa saya adalah orang Kendari yang lahir dan besar di Kota Lama Kendari, dua anak kecil pemeran utama dan pemeran preman berdarah serta sound and movie efek Film Bombe adalah anak Kendari. Tutup Rere Director dan Sutradara Film Bombe.

Menjawab Pertanyaan Mereka
Ini merupakan sejarah baru pencapaian penonton bioskop bagi Hollywood Cinema Kendari. Selain sebagai film lokal pertama yang diputar, juga setiap hari sold out selama seminggu pemutaran. Berdasarkan hasil tersebut dan melihat animo masyarakat kota Kendari masih besar ingin menonton, bahkan banyak penonton yang belum pernah sama sekali datang dan masuk studio Hollywood Cinema Kendari akhirnya datang juga dan merasakan menonton dalam bioskop, karena ingin melihat Film Bombe. Maka dari itu kami perpanjang waktu pemutaran Film Bombe selama seminggu lagi di studio 1 dengan tiga kali pemutaran dalam sehari yaitu pukul 16.00, 19.30 dan 21.30 waktu Indonesia bagian tengah. Tutur Andryano Pratama Manager Hollywood Cinema.

Orang-Orang dibalik penyelenggaraan Meet and Greet & pemutaran Film Bombe' di Kendari

Tautan luar:

Rabu, 03 Desember 2014

Liputan Crafina 2014 “Craft as lifestyle”

Kunjungan Kendari Kreatif di Kementerian Pariwisata Republik Indonesia
Sebuah penyelenggaraan Craft Expo terbesar di Indonesia yang diselenggarakan oleh Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI) bekerja sama dengan Mediatama Binakreasi. Dilaksanakan di Balai Sidang Jakarta Convention Center, 26 – 30 November 2014 tepatnya di hall A, hall B dan lobby JCC. Dengan memanfaatkan semaksimal mungkin tiga ruangan tersebut event ini mengenalkan, memamerkan dan memasarkan kerajinan Indonesia sekaligus menjawab dinamika dan gaya hidup yang berkembang di tengah masyarakat. Selain itu, disisi lain terdapat panggung talkshow dan pertunjukkan seni budaya dan fashion show serta menyediakan ruangan sebagai tempat promo pariwisata daerah. Crafina tahun ini mengusung tema “Craft as lifestyle” memberikan warna dan nuansa yang berbeda bagi pengunjung. Kegiatan ini pula menjadi pameran penutup kerajinan di tahun 2014 bagi para insan kreatif dan pelaku UKM.

Area Hiburan di #Crafina2014
Talkshow #Crafina2014
Acara ini bertujuan untuk mewujudkan insan kreatif dan UKM yang tangguh dan mandiri serta mampu menghasilkan produk-produk berkualitas sehingga bisa menjadi komoditas perdagangan baik ditingkat nasional maupun internasional, demi menyambut tahun ekonomi kreatif yang dicanangkan oleh Pemerintah Republik Indonesia yang baru. Para peserta yang mengisi stand pameran yang berasal dari seluruh daerah di Indonesia menyajikan berbagai macam produk kerajinan yang sungguh menakjubkan, hasil kreatifitas berunsurkan tanah, pasir, kayu, batu, kain dan logam yang dibuat sesuai dengan trend dan lifestyle sehingga menghasilkan produk-produk unggulan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia dan Mancanegara. Disamping itu desain dan dekorasi stand yang cukup unik dengan menonjolkan keragaman seni dan budaya masing-masing daerah. Crafina 2014 juga diikuti oleh negara lain dari Pakistan dengan memamerkan produk yang terbuat dari perunggu dan kain permadani ciri khas timur tengah.

Kerajinan Perunggu dari Pakistan #1
Kerajinan Perunggu dari Pakistan #2
Stand Disparekraf Prov. Sultra
Stand UKM
Stand Komunitas Kreatif
Crafina dari tahun ke tahun terus dilaksanakan sebagai wadah promosi bagi para pelaku industri kerajinan Indonesia untuk memperkenalkan dan memasarkan hasil kerajinannya dengan mengedepankan keaslian produk, keunikan budaya, estetika dan kearifan lokal. Ajang ini juga sebagai wahana interaksi dan pertukaran informasi bagi pengrajin, pengusaha, produsen craft Indonesia untuk membangun jaringan yang lebih luas dan besar sehingga terbuka kesempatan untuk memasuki perdagangan internasional. Produk craft art sebagai produk gaya hidup yang tetap mempertahankan ciri khas budaya nusantara dipadukan dengan nuansa kontemporer, tentunya memiliki kharisma dan aura tersendiri. Semua itu tersedia di Crafina 2014 dengan berbagai macam pilihan produk kerajinan lokal, diiringi dengan pertunjukan musik dan tari serta diskusi yang memberikan edukasi bagi pengembangan produk kerajinan Indonesia.

Pengunjung #Crafina2014
Jasa Sketsa Rupa
Crafina 2014 telah membuat ruang bagi masyarakat untuk menikmati gaya hidup masa kini dan kehidupan masa depan sebagai pelengkap kebutuhan manusia akan keindahan, kecantikan dan kerupawanan dengan mengapresiasi mahakarya pengrajin lokal sebagai salah satu kekuatan Bangsa Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean tahun 2015.

Selasa, 18 November 2014

Gerakan Indonesia Menulis; Mencari Nilai Keberartian

Dalam rangka pelaku kreatif untuk memperoleh peningkatan kemampuan produksi dan kreasi karya kreatif berbasis media. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia melalui Direktorat Pengembangan Ekonomi Kreatif Berbasis Media, menyelenggarakan kegiatan Gerakan lndonesia Menulis. Yang berlangsung pada tanggal 25 September 2014 di Hotel Horison Kendari. Kegiatan ini merupakan penggabungan antara sosialisasi, bimtek dan workshop menulis.

Banyak keseruan yang terjadi dalam acara ini. Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak seru. Itulah yang menjadi awal dimulainya sesi materi, dimana setiap peserta harus memperkenalkan diri kepada semua yang ada didalam ruangan itu. Baik panitia, pemateri maupun kepada seluruh peserta lainnya. Semua membentuk lingkaran, sistem perkenalan dibuat dalam bentuk games. Jadi caranya, setiap peserta harus menyebutkan nama orang lain, dimulai dari pemateri selanjutnya panitia dan berlanjut kepada seluruh peserta.

Games ini bertujuan untuk menstimulus daya ingat berdasarkan urutan pertama hingga urutan terakhir dan tetap dalam lingkaran itu, semua harus bisa menghafal semua nama-nama teman yang ada dan saling membantu untuk mengingatkan. Acara ini dikemas santai namun sangat efektif, tanpa banyak prolog pemateri memberi pemahaman tentang proses kreatif, mulai dari proses kreatif menulis Stephen King, Ernest Hemingway sampai JK Rowling. Kegiatan ini menghadirkan beberapa pemateri yang berasal dari kalangan penerbit juga pengamat buku.



Tutu selaku pihak penerbit buku, menjelaskan hal-hal teknis dan urgen soal penulisan serta dunia penerbitan. Apa-apa yang seharusnya dilakukan sebelum mengirimkan naskah. Di Mizan sekurang-kuranganya ada 30 naskah dimeja editor tiap harinya. Bisa dibayangkan reaksi editor saat membaca kalimat pertama sinopsis, draft novel atau apa pun yang tidak sesuai kaidah penulisan yang baik dan benar. Bahkan mereka langsung mengukur kemampuan literasi penulis dibagian proposal pengajuan naskah.


Penjelasan Tutu telah menjawab rangkaian pertanyaan dari beberapa peserta yaitu Amaya dan Diyanti. Diyanti bertanya mengenai apa yang akan dilakukan calon penulis lokal untuk menembus penerbit mayor, sedang Amaya lebih menyoalkan ketertarikan utama editor terhadap sebuah naskah dan apa saja yang menyebabkan pihak penerbit mengabaikan satu karya, juga bagaimana peluang kesejahteraan penulis di Indonesia. Sesi ini berlangsung begitu menarik, banyak penanya lain yang bertanya dengan antusias. Derlin juga menanyakan tentang kans kearifan lokal yang diangkat melalui sebuah karya fiksi dan non fiksi. Saat ia menyebutkan istilah-istilah lokal Kendari pemateri ikut tertawa.

Pemateri kedua adalah Hikmat Darmawan yang juga tidak kalah menariknya dari pemateri pertama. Walau apa yang disampaikannya tidak lepas dari tahapan-tahapan kreatif dalam menulis. Ia melakukannya dengan gaya yang ringan sembari berkelakar. “Jangan menulis sampah, kasian pohonnya.” kata Hikmat. Kalimat ini membuat peserta terdiam. Sering kali penulis pemula ingin karyanya cepat diterbitkan tapi mungkin tidak berpikir nilai keberartiannya.


Tentu tidak semua penulis pemula seperti itu. Intinya saat akan menulis tidak perlu berpikir itu akan bermanfaat bagi orang atau tidak, biarkan saja pembaca yang menafsirkannya. Penulis pemula mungkin sering terhalang oleh “efek manfaat” yang pada akhirnya tidak jadi menulis karena itu. Poin selanjutnya masih melalui pengalaman-pengalaman berharganya, ia menghimbau para peserta tak boleh menyepelekan efek medsos, seperti menulis diblog atau informasi-informasi penting yang bisa diposting melalui akun jejaring sosial. Karena itu salah satu networking yang bagus dan baik serta bisa menghadirkan peluang yang lebih besar.


Dipenghujung acara peserta yang beruntung karena aktif dalam forum tersebut mendapatkan paket hadiah berupa tshirt, buku dan alat tulis, serta kepada seluruh peserta diberikan 4 lembar kertas seperti questioner untuk diisi dengan beberapa pertanyaan tentang karya sastra. Para peserta semua berpisah beberapa saat setelah pihak penyelenggara menutup acara dengan kata-kata berarti, “Sampai bertemu di kompetisi menulis tahun 2015”.

Selasa, 04 November 2014

Inkonsisten Nonkomitmen, Kami Ditipu Jokowi



foto: id.berita.yahoo.com

Inkonsisten memang sudah terlihat jelas ada pada dirimu Bapak Presiden RI yang baru, padahal kau dikenal secara nasional hingga dipelosok negeri ini, karena telah mengembangkan industri kreatif yang diusung oleh Ekokraf. 
Dimana lagi itu Mobil ESEMKA?
Yang membawa dan mengantarmu menuju ke DKI Jakarta, hingga menjadi Gubernur.

Kau sudah meludahi panggung debat capres dengan air mulutmu untuk terus mengembangkan, membangun dan memajukan Ekonomi Kreatif agar Insan Kreatif Indonesia mau memilihmu!

Nonkomitmen tercurahkan pada dirimu Bapak Presiden RI yang ke 7. Bahkan sebelum kau dilantik, dirumah transisi yang menjadi markasmu dalam merumuskan dan menyusun susunan Kabinet Kerja Mubassir, masih sempat kau hempaskan ke udara kata Ekonomi Kreatif didepan seluruh media, baik cetak maupun elektronik.

Kabinet Kerja Mubassir telah kau buat dan bentuk seakan-akan efisien menurutmu, yang jelas-jelas sangat tidak efektif sama sekali. Beberapa bidang/bagian dalam Kementerianmu sebenarnya bisa digabungkan menjadi satu bukan untuk dijadikan satu-satu atau bagi-bagi jabatan kenegaraan sebagai pembantumu mengurus NKRI. Sungguh disayangkan intervensi belum juga lepas pada Pemimpin Bangsa kita sekarang.

Buat Bapak kami Jusuf Kalla, apakah anda punya andil atau tidak sama sekali dalam menyusun Kabinet Kerja Mubassir? janganlah sampai racun telah kau minum lahap-lahap tanpa berfikir dan berzikir terlebih dahulu, yang sebanarnya menjadi ciri khas dan kekuatanmu selama ini.
 
Dimana lagi itu Pulau Komodo?
Yang telah kau perjuangkan menjadi salah satu keajaiban dunia setelah Candi Borobudur terdepak keluar dan sudah tidak lagi masuk daftar sebagai karya keajaiban dunia. Binatang Komodo akan bertanya kepada Pemerintah RI sekarang. Siapa lagi yang akan konsen melestarikan kami dan serius mengelolah tempat kami setelah anda sudah menjadi Wakil Presiden RI yang ke 7 untuk kedua kalinya.

Dulu ada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang sangat serius serta konsen memperhatikan kami. Kini banyak wisatawan mancanegara berkunjung dan menikmati spot-spot yang menjadi destinasi dalam negeri. Turis-turis tersebut berfoya-foya menghabiskan uangnya membeli karya lokal (barang dan jasa) dari para pelaku kreatif dan UMKM.

Sehingga Industri Kreatif semakin menggeliat dan berkontribusi menghasilkan PDB dari Ekonomi Kreatif berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik, nilai tambah Ekonomi Kreatif mencapai Rp 641,8 triliun pada tahun 2013 dengan pertumbuhan sekitar 5,76%, diatas pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih; pertambangan dan penggalian; pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; jasa-jasa; dan industri pengolahan. Pertumbuhan PDB industri kreatif juga diatas pertumbuhan PDB nasional.

Apakah kau Jokowi dan anda Jusuf Kalla mengetahui itu?

Saya mohon kepada kalian berdua Presiden RI dan Wakil Presiden RI yang baru, beserta para pembantu kalian supaya tidak menjadi Kabinet Kerja Mubassir! Silahkan buka dan baca Buku Cetak Biru Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.

Sedikit isi buku itu saya paparkan, semoga kalian semua bisa mencari dan membacanya juga;
"Bagi Indonesia, sejauh ini ekonomi kreatif tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga berperan dalam penguatan citra dan identitas bangsa, mengembangkan sumber daya yang terbarukan, mendorong terciptanya inovasi, dan yang tidak kalah pentingnya membawa dampak sosial yang positif, termasuk peningkatan kualitas hidup, pemerataan kesejahteraan dan peningkatan toleransi sosial dalam masyarakat. Hingga kini permintaan terhadap karya kreatif terus meningkat. Di pasar global, pertumbuhan impor produk kreatif dunia meningkat 6,6% per tahun selama kurun waktu 2003-2012. Di dalam negeri, pertumbuhan konsumsi terhadap karya kreatif meningkat rata-rata 10,5% per tahun selama kurun waktu 2010-2013. Pada periode 2010-2013 industri kreatif rata-rata dapat menyerap tenaga kerja sekitar 10,6% dari total angkatan kerja nasional. Hal ini didorong oleh pertumbuhan jumlah usaha di sektor industri kreatif pada periode tersebut sebesar 1%, sehingga jumlah industri kreatif pada tahun 2013 tercatat sebanyak 5,4 juta usaha yang menyerap angkatan kerja sebanyak 12 juta".

Apakah adil sektor yang telah memberi kontribusi besar terhadap PDB, namun kurang mendapat perhatian pemerintah yang mengelola APBN. Sedangkan sektor lain yang minim menghasilkan PDB namun mendapat perhatian khusus dari penguasa baru negeri ini. Apakah salah jika kami merasa ditipu dengan janji-janji kampanye Mu terhadap Ekokraf.

Dengan adanya moratorium CPNS periode 5 tahun kekuasaannmu, harusnya Kementerian Ekonomi Kreatif itu wajib ada dalam jajaran pembantumu, karena tupoksi pembentukan, pengembangan dan pembangunan SDM Kreatif itu ada di Ekonomi Kreatif yang mengurus dan mengerjakan seluruh sektor Industri Kreatif. Insan Kreatif itu banyak juga dari anak-anak jalanan serta pelaku Industri Kreatif itu bersumber dari Komunitas. Dengan Ekokraf pada tahun 2013 tercatat sebanyak 5,4 juta usaha kreatif menyerap tenaga kerja sebanyak 12 juta Orang Indonesia, beberapa anak-anak jalanan dan komunitas jalanan yang termarjinalkan kini telah menjadi Creativepreneur bahkan sudah berkontribusi menghasilkan PDB bagi APBN. Tanpa adanya Kabinet Ekokraf apakah kebijakan moratorium itu akan betul-betul menghemat anggaran. Atau hanya akan meningkatkan jumlah pengangguran produktif. Atau akan menimbulkan masalah baru dalam roda pemerintahanmu nanti Pak Pres.

Para pelajar dan mahasiswa sulit digenjot untuk menjadi entrepreneur, karena mereka akan menjadi dilematis untuk memilih apakah konsen dengan usaha atau disiplin menjalankan mata pelajaran/perkuliahan ditambah lagi dengan tugas-tugas sekolah/kampus yang majemuk. Pengangguran akan berkurang jika mereka memiliki aktifitas yaitu kreatifitas, bukannya menunggu para pelajar dan mahasiswa hingga selesai mendapatkan gelar pendidikan baru mau membuka usaha, yang belum tentu dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Bahkan bisa jadi akan menjadi pengangguran berpendidikan baru, karena terlalu banyak ilmu teori yang dimiliki dan sangat minim pengalaman dan praktek berwirausaha, jadinya bukan laba yang dihasilkan melainkan rugi yang di dapatkan.

Satu lagi program Joko Widodo dan Jusuf Kalla jika kurang matang akan mengakibatkan kehancuran NKRI. Hati-hatilah terhadap sektor migas, utamanya perlakuan terhadap BBM. Dibandingkan dengan sektor Ekonomi Kreatif yang telah berkontribusi besar terhadap omzet ekspor. Selama ini migas lebih banyak di impor padahal INDONESIA adalah salah satu negara penghasil migas di dunia.

Salam Kreatif!

Minggu, 28 September 2014

Creative City Branding “I Like Kendari” Adalah Brand, Identitas dan Visit Kota Kendari



Design by Muhammad Hajar Siddiq
City Branding adalah proses atau usaha membentuk merk dari suatu kota untuk mempermudah pemilik kota tersebut dalam memperkenalkan kotanya kepada target pasar dalam hal attention, influence, markets, investments, businesses, visitors, residents, talent dan events. Dengan menggunakan kalimat positioning, slogan, icon, eksibition, dan berbagai media lainnya. Sebuah City Branding merupakan gambaran dari pikiran, perasaan, asosiasi dan ekspektasi yang datang dari benak seseorang sebagai prospek atau customer dalam melihat atau mendengar sebuah nama, logo, produk, layanan, acara, ataupun berbagai simbol dan rancangan yang menggambarkannya.
 
City Branding semata-mata bukanlah pekerjaan dari public sector, akan tetapi tugas dan kolaborasi dari semua pihak (stakeholders) yang terkait dengan kota tersebut, apakah itu pemerintah kota, pihak swasta, pengusaha, interest group, komunitas dan masyarakat. Sebuah kota, layaknya sebuah brand, harus bersifat fungsional. Fungsionalitas berarti dapat dilihat sebagai sebuah benefit. Sebuah kota harus berfungsi sebagai tujuan untuk pencari kerja, industri, tempat tinggal, transportasi umum dan atraksi serta rekreasi. City Branding atau Brand Places merupakan strategi dari suatu tempat atau daerah untuk membuat positioning yang kuat sebagai alat promo dan penguatan akan target market, seperti layaknya positioning sebuah produk atau jasa, sehingga tempat atau daerah tersebut dapat dikenal diseluruh dunia.

Kota Kendari tentunya tidak mau ketinggalan dalam hal pembangunan dan pemberdayaan masyarakat serta pembentukan suatu brand agar dapat dikenal secara luas di seluruh dunia. Strategi branding merupakan kebutuhan untuk perencanaan dan pengelolaan kota, agar pesan yang disampaikan oleh kota dan seluruh pemangku kepentingan selaras dan mendukung pembangunan citra kota yang diperlukan dalam memenangkan persaingan sumber daya saat ini. Ada yang berbeda dari Kendari Branding dibandingkan dengan beberapa City Branding lainnya ditempat atau kota-kota lain, yaitu ILIKENDARI (I Like Kendari) menjadikan logo, slogan dan tagline tergabung menjadi satu kesatuan dalam sebuah font yang simpel dan sederhana serta ekspektasi yang tidak berlebihan. Harapannya agar semua orang terkesan, mudah diingat dan dapat tertanam di dalam benak, hati dan pikirannya.


Latar belakang dipilihnya ILIKENDARI (I Like Kendari) sebagai Creative City Branding merupakan hasil identifikasi sesuai dengan identitas dan ciri khas Kota Kendari. Diskusi dan kajian yang intens dilakukan sejak tahun 2012 oleh beberapa komunitas-komunitas kreatif dan para designer lokal yang dengan ikhlas memberikan ide dan memasukkan beberapa desain logo serta slogan yang dipresentasekan langsung dari perencanaan pembuatan City Branding sebelumnya. Hingga menghasilkan keputusan bersama melahirkan ILIKENDARI (I Like Kendari) sebagai City Branding. Konsultasi sudah dilakukan bersama tokoh dan pengiat kreatifitas nasional yang telah berkunjung di Kota Kendari sebagai narasumber dari beberapa kegiatan ekonomi kreatif yaitu Tita Larasati, Adi Nugraha, Gigih Budi Abadi serta beberapa visitor lainnya. Dengan kata kunci I Like semua menyatakan suka dengan Kota Kendari.


ILIKENDARI (I Like Kendari) yang berarti saya suka dengan Kota Kendari. Suka akan kotanya yang merupakan kota teluk, unik dan menarik. Dari bentuk geografisnya terdapat sebuah pegunungan yang posisinya berada dibelakang pusat kota dan didepannya merupakan laut. Kota Kendari berpotensi besar mendatangkan turis baik domestik maupun mancanegara. Suka akan warganya yang plural, ramah dan toleran berpotensi mengundang investor untuk berinvestasi dan berbisnis. Suka akan seni, budaya dan destinasi yang berada di dalam Kota Kendari. Suka akan produk lokal berupa hasil kerajinan (kain tenun, ukiran perak, ukiran kayu jati lokal, kriya pasir, dll). Kuliner khas lokal seperti sinonggi, pokea, mete, ikan asin, terasi, dll. Memiliki historical heritage city tersendiri, yang hingga kini situs sejarahnya masih dapat dilihat dengan bukti bangunan dan alutsista peninggalan Belanda dan Jepang di Kota Lama Kendari. Serta bakat dari beberapa komunitas-komunitas dapat mengundang perhatian, pengaruh dan membuka peluang pasar kreatif.


Banyak kota dan negara lain telah merasakan keuntungan besar mendapatkan pundi-pundi PAD dan pendapatan APBN dari City Branding atau Brand Places. Diantaranya Kota Bandung dengan “BDG”, Kota Jakarta dengan “Enjoy Jakarta”, Kota Solo dengan “Solo the spirit of java” dan yang lebih mencengangkan adalah Kota Amsterdam - Belanda dengan “I amsterdam” begitu juga Kota New York – USA dengan “I Love NY”. Creative City Branding merupakan bagian dari proses kreatif. Tidak bisa muncul begitu saja secara instan, melainkan memerlukan proses yang panjang dengan cara melihat, berfikir dan bertindak. ILIKENDARI (I Like Kendari) bagi kota Kendari yang dicetuskan oleh Kendari Kreatif akan menjadi merk dan identitas serta logo visit Kota Kendari. Walaupun hingga kini belum mendapat dukungan dari pemerintah kota, dikarenakan kurang pekanya terhadap kebutuhan masyarakat akan Creative City Branding.

Kreatifitas biasanya muncul dari keterbatasan. Keterbatasan bukanlah kekurangan yang mau menghambat dan menurunkan optimisme meraih kejayaan dan citra kota serta warganya. Dengan semangat, keterbatasan akan menjadi energi baru jika disikapi positif, untuk memperkokoh kebersamaan menjalankan fungsi dan peranan kita, yang harusnya ditancapkan kedalam benak sanubari sebagai bentuk tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Kerjasama adalah alat yang mengalahkan fungsi dari kunci untuk membuka gembok baja, sehingga mengubah keterbatasan menjadi keterlebihan mewujudkan Kendari Kota Kreatif.


Tautan luar:
  1. http://brandingkota.maknainformasi.com/
  2. http://akademiberbagi.org/membangun-kota-kreatif-di-akademi-berbagi-solo/
  3. http://bedubeda.blogspot.com/2012/10/city-branding-strategi-menjual-sebuah.html
  4. http://www.kendarikreatif.com/