foto: id.berita.yahoo.com |
Inkonsisten memang sudah terlihat jelas ada pada dirimu Bapak Presiden RI yang baru, padahal kau dikenal secara nasional hingga dipelosok negeri ini, karena telah mengembangkan industri kreatif yang diusung oleh Ekokraf.
Dimana lagi itu Mobil ESEMKA?
Yang membawa dan mengantarmu menuju ke DKI Jakarta,
hingga menjadi Gubernur.
Kau sudah meludahi panggung debat
capres dengan air mulutmu untuk terus mengembangkan, membangun dan memajukan
Ekonomi Kreatif agar Insan Kreatif Indonesia mau memilihmu!
Nonkomitmen tercurahkan pada
dirimu Bapak Presiden RI yang ke 7. Bahkan sebelum kau dilantik, dirumah
transisi yang menjadi markasmu dalam merumuskan dan menyusun susunan Kabinet
Kerja Mubassir, masih sempat kau hempaskan ke udara kata Ekonomi Kreatif
didepan seluruh media, baik cetak maupun elektronik.
Kabinet Kerja Mubassir telah kau
buat dan bentuk seakan-akan efisien menurutmu, yang jelas-jelas sangat tidak
efektif sama sekali. Beberapa bidang/bagian dalam Kementerianmu sebenarnya bisa
digabungkan menjadi satu bukan untuk dijadikan satu-satu atau bagi-bagi jabatan
kenegaraan sebagai pembantumu mengurus NKRI. Sungguh disayangkan intervensi
belum juga lepas pada Pemimpin Bangsa kita sekarang.
Buat Bapak kami Jusuf Kalla,
apakah anda punya andil atau tidak sama sekali dalam menyusun Kabinet Kerja
Mubassir? janganlah sampai racun telah kau minum lahap-lahap tanpa berfikir dan
berzikir terlebih dahulu, yang sebanarnya menjadi ciri khas dan kekuatanmu
selama ini.
Dimana lagi itu Pulau Komodo?
Yang telah kau perjuangkan menjadi salah satu keajaiban dunia setelah Candi
Borobudur terdepak keluar dan sudah tidak lagi masuk daftar sebagai karya
keajaiban dunia. Binatang Komodo akan bertanya kepada Pemerintah RI sekarang.
Siapa lagi yang akan konsen melestarikan kami dan serius mengelolah tempat kami
setelah anda sudah menjadi Wakil Presiden RI yang ke 7 untuk kedua kalinya.
Dulu ada Kementerian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif yang sangat serius serta konsen memperhatikan kami. Kini
banyak wisatawan mancanegara berkunjung dan menikmati spot-spot yang menjadi
destinasi dalam negeri. Turis-turis tersebut berfoya-foya menghabiskan uangnya
membeli karya lokal (barang dan jasa) dari para pelaku kreatif dan UMKM.
Sehingga Industri Kreatif semakin
menggeliat dan berkontribusi menghasilkan PDB dari Ekonomi Kreatif berdasarkan
perhitungan Badan Pusat Statistik, nilai tambah Ekonomi Kreatif mencapai Rp
641,8 triliun pada tahun 2013 dengan pertumbuhan sekitar 5,76%, diatas
pertumbuhan sektor listrik, gas, dan air bersih; pertambangan dan penggalian;
pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan; jasa-jasa; dan industri
pengolahan. Pertumbuhan PDB industri kreatif juga diatas pertumbuhan PDB
nasional.
Apakah kau Jokowi dan anda Jusuf
Kalla mengetahui itu?
Saya mohon kepada kalian berdua
Presiden RI dan Wakil Presiden RI yang baru, beserta para pembantu kalian
supaya tidak menjadi Kabinet Kerja Mubassir! Silahkan buka dan baca Buku Cetak
Biru Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Ekonomi Kreatif Indonesia 2025.
Sedikit isi buku itu saya
paparkan, semoga kalian semua bisa mencari dan membacanya juga;
"Bagi Indonesia, sejauh ini
ekonomi kreatif tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga berperan
dalam penguatan citra dan identitas bangsa, mengembangkan sumber daya yang
terbarukan, mendorong terciptanya inovasi, dan yang tidak kalah pentingnya
membawa dampak sosial yang positif, termasuk peningkatan kualitas hidup,
pemerataan kesejahteraan dan peningkatan toleransi sosial dalam masyarakat.
Hingga kini permintaan terhadap karya kreatif terus meningkat. Di pasar global,
pertumbuhan impor produk kreatif dunia meningkat 6,6% per tahun selama kurun
waktu 2003-2012. Di dalam negeri, pertumbuhan konsumsi terhadap karya kreatif
meningkat rata-rata 10,5% per tahun selama kurun waktu 2010-2013. Pada periode
2010-2013 industri kreatif rata-rata dapat menyerap tenaga kerja sekitar 10,6%
dari total angkatan kerja nasional. Hal ini didorong oleh pertumbuhan jumlah
usaha di sektor industri kreatif pada periode tersebut sebesar 1%, sehingga
jumlah industri kreatif pada tahun 2013 tercatat sebanyak 5,4 juta usaha yang
menyerap angkatan kerja sebanyak 12 juta".
Apakah adil sektor yang telah memberi kontribusi besar terhadap PDB, namun kurang mendapat perhatian pemerintah yang mengelola APBN. Sedangkan sektor lain yang minim menghasilkan PDB namun mendapat perhatian khusus dari penguasa baru negeri ini. Apakah salah jika kami merasa ditipu dengan janji-janji kampanye Mu terhadap Ekokraf.
Dengan
adanya moratorium CPNS periode 5 tahun kekuasaannmu, harusnya Kementerian Ekonomi
Kreatif itu wajib ada dalam jajaran pembantumu, karena tupoksi pembentukan, pengembangan dan pembangunan SDM Kreatif itu ada di Ekonomi Kreatif yang mengurus dan mengerjakan seluruh sektor Industri Kreatif. Insan Kreatif itu
banyak juga dari anak-anak jalanan serta pelaku Industri Kreatif itu
bersumber dari Komunitas. Dengan Ekokraf pada tahun 2013 tercatat sebanyak 5,4 juta usaha kreatif menyerap tenaga kerja sebanyak 12 juta Orang Indonesia, beberapa anak-anak jalanan dan komunitas jalanan yang termarjinalkan kini telah menjadi Creativepreneur bahkan sudah berkontribusi menghasilkan PDB bagi APBN. Tanpa adanya Kabinet Ekokraf apakah kebijakan moratorium itu akan betul-betul menghemat anggaran. Atau hanya akan meningkatkan jumlah pengangguran produktif. Atau akan menimbulkan masalah baru dalam roda pemerintahanmu nanti Pak Pres.
Para pelajar dan mahasiswa sulit digenjot untuk menjadi entrepreneur, karena mereka akan menjadi dilematis untuk memilih apakah konsen dengan usaha atau disiplin menjalankan mata pelajaran/perkuliahan ditambah lagi dengan tugas-tugas sekolah/kampus yang majemuk. Pengangguran akan berkurang jika mereka memiliki aktifitas yaitu kreatifitas, bukannya menunggu para pelajar dan mahasiswa hingga selesai mendapatkan gelar pendidikan baru mau membuka usaha, yang belum tentu dapat membuka lapangan pekerjaan baru. Bahkan bisa jadi akan menjadi pengangguran berpendidikan baru, karena terlalu banyak ilmu teori yang dimiliki dan sangat minim pengalaman dan praktek berwirausaha, jadinya bukan laba yang dihasilkan melainkan rugi yang di dapatkan.
Satu lagi program Joko Widodo dan Jusuf Kalla jika kurang matang akan mengakibatkan kehancuran NKRI. Hati-hatilah terhadap sektor migas, utamanya perlakuan terhadap BBM. Dibandingkan dengan sektor Ekonomi Kreatif yang telah berkontribusi besar terhadap omzet ekspor. Selama ini migas lebih banyak di impor padahal INDONESIA adalah salah satu negara penghasil migas di dunia.
Salam Kreatif!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar