Translate
Sabtu, 09 April 2016
Solusi Kota; Membangun Ekosistem Ekonomi Kreatif
Kota merupakan pusat peradaban, dimana peradaban terbentuk dari hasil kreatifitas warga kota. Kota menjadi tempat segala bentuk kebaruan terjadi, dimana aktifitas warga kota menjadi sebuah inovasi. Dikota terdapat beraneka ragam aktifitas bisnis dan ekonomi, yang dapat bertahan adalah warga kota yang bersosialisasi, peduli dan menjadi solusi. Kota memiliki sejarah panjang hingga dianggap menjadi sebuah kota, maka jaga dan lestarikan sejarah lahirnya kotamu.
Untuk mengukur parameter serta menganalisa tingkat kecintaan dan kepedulian masyarakat terhadap kotanya. Dapat dilihat dari seberapa besar apresiasi serta kebanggaannya terhadap karya lokal yang menjadi produk dari orang-orang kreatif. Jangankan menggunakan, melihatpun mereka enggan. Disebabkan mata, hati, pikiran dan rasanya telah dipengaruhi oleh kebulean. Diperparah lagi dengan gaya para pemangku kepentingan saling kejar-mengejar prestise serta keuntungan sepihak bagi pribadi dan golongannya.
Kekuatan politik dan kerakusan politikus telah melemahkan seluruh sendi-sendi kehidupan masyarakat. Diberbagai bidang sangat dikendalikan oleh permainan politik untuk meraih kekuasaan, demi mewujudkan keangkuhan serta kepuasan birahi. Sebagian besar warga kota banyak yang terjerumus dan ikut masuk ke dalam permainan politik praktis, walau mereka tidak paham akan hakikat berpolitik.
Pergeseran paradigma masyarakat sangat dipengaruhi oleh prilaku para politikus yang kini terlihat sukses, padahal penuh dengan kecurangan dan kerusakan moral. Banyaknya lahir generasi pragmatis yang mencuri keinstanan adalah jalan singkat demi mencapai keinginannya, bukan untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka tidak menghargai sebuah proses guna meraih kebutuhan rohani dan jasmani.
Generasi muda sebagai penerus perjuangan dan penerima tongkat estafet pembangunan telah dipertontonkan sebuah drama dan film sinetron, bukan film heroik dan teater kolosal penuh arti, nilai dan sarat makna yang sangat berharga. Permainan politikus telah memaksa generasi muda bertingkah laku transaksional tanpa rasa iba. Generasi muda telah kehilangan identitasnya, lupa akan sejarahnya, meludai seni budayanya serta mencaci maki kearifan lokal yang hakikatnya menjadi benteng terbentuknya karakter dan prinsip hidupnya.
Warga masyarakat galau melihat gaya para pengambil kebijakan, baik di pusat maupun di daerah. Dimana pemerintah cenderung koruptif, pengusaha bersikap opportunis, akademisi berpikir apatis. Hingga kehilangan kepedulian terhadap kehidupan masyarakat. Materi telah merusak moralnya, prilakunya, pengalamannya, pengetahuannya dan keilmuannya. Namun dari semua itu, masih ada harapan bagi warga dan pemangku kota untuk bangkit dan berkembang hingga maju dan berjaya, yaitu dengan membangun ekosistem ekonomi kreatif.
Dimulai dari membentuk sumber daya manusia yang dapat menghasilkan karya kreatif baik berbentuk barang ataupun jasa, kemudian menciptakan iklim kebersamaan yang kondusif, menyatukan semua asset dan potensi kreatifitas perkotaan, serta proses penelitian pengembangan secara ilmiah. Akselerasi industri kreatif mulai dari ide kreasi, produksi, distribusi, eksibisi dan pangsa pasar merupakan tumpuan utama dalam hasil dari kreatifitas, serta konservasi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk kota. Menumbuhkan kesadaran terhadap hak kekayaan intelektual dan perlindungan hak cipta. Menciptakan sinergi dan kolaborasi antara ‘quadruple helix’ yaitu pemerintah, pengusaha/bisnis, akademisi, komunitas dan penggiat dalam pengembangan ekonomi kreatif wajib terselenggara secara seksama.
Ada 3 sektor kehidupan yang menjadi parameter kesejahteraan kota (daerah) dan warga masyarakat, berdasarkan kutipan Fiki Satari yaitu: Ekonomi, Sosial dan Infrastruktur.
Nilai ekonomi tidak selamanya diukur dengan jumlah uang, hakikat dari makna ekonomi adalah memenuhi kebutuhan. Peningkatan ekonomi harusnya didasari pada pendapatan masyarakat yang dapat memenuhi kebutuhan dasar secara adil dan merata. Membentuk masyarakat menjadi produktif dengan mengangkat potensi yang dimiliki dari setiap kelompok masyarakat dimasing-masing lingkungan. Pelatihan produktifitas keluarga merupakan salah satu solusi agar potensinya dapat tercuak hingga melahirkan usaha rumahan dengan harapan terbentuk home industry disetiap lingkungan masyarakat. Nilai ekonomi harusnya tergambar jelas dan terasa langsung pada warga masyarakat.
Kehidupan sosial masyarakat dapat terwujud jika interaksi sosial dapat terbangun dan terpelihara dengan baik. Menumbuhkan kembali identitas masyarakat yang santun, yang selalu memelihara silatuhrahmi, yang menjaga harkat martabat keluarga merupakan ciri khas bangsa Indonesia yang kokoh. Memanfaatkan ruang kosong yang ada dilingkungan masing-masing menjadi ruang interaksi sosial dan ruang terbuka publik menjadi jawaban agar terjaga silatuhrahmi dan komunikasi aktif dilingkungan masyarakat. Rekayasa sosial dapat dibangun dengan mengubah kebiasaan buruk masyarakat terhadap lingkungannya agar tercipta kehidupan bermasyarakat yang damai, tertib, bersih, indah serta berestetika dan beretika karena adanya kesadaran akan hal itu.
Infrastruktur merupakan hal paling mudah untuk dilaksanakan karena faktor utamanya adalah dana. Membangun kota bukan dengan orientasi proyek sesaat, tapi dengan orientasi program berkelanjutan, terarah dan tepat sasaran. Agar terwujud sinergitas, solidaritas dan kolaborasi serta membentuk jejaring kebaikan untuk melahirkan program tepat guna. Pembangunan infrastruktur harusnya dibarengi dengan pembangunan karakter. Bagaimana menanam kebanggaan masyarakat hingga memanen keceriaan dan kegembiraan masyarakat serta menumbuhkan inisiatif, antusias dan kepedulian penduduk kota.
Pembangunan fisik perkotaan harusnya terkurasi dengan melibatkan sejarawan, seniman, budayawan, komunitas dan para kreator lokal. Agar infrastruktur berkarakter menjadi sebuah monumen tematik yang membangkitkan semangat, motivasi dan etos kerja masyarakat. Pemanfaatan material fisik yang ada disekitar lingkungan masyarakat dan melibatkan secara langsung warga kota adalah hal terpenting dalam pembangunan infrastruktur. Otomatis pemberdayaan warga masyarakat terwujud, yang secara afiliatif membentuknya menjadi produktif serta masiv dalam berkarya.
Kampanye ekonomi dan industri kreatif harusnya digalakkan lewat kegiatan sosial kemasyarakatan dengan lebih kreatif dan interaktif berbentuk MICE yang menggabungkan segala jenis event yaitumeetig, incentive, convention dan exchibition. Kegiatan ini dapat membangkitkan antusias dan apresiasi terhadap karya lokal, serta menumbuhkan kepedulian dan inisiatif masyarakat untuk ikut serta dan berkontribusi bagi pembangunan kota. Peran masyarakat sangat mempengaruhi pencapaian dari proses penyelenggaraan pemerintahan yang kuat.
Dengan kegiatan tersebut seluruh potensi kota akan tersosialisasikan dengan tepat. Metodologi city branding, promo destinasi wisata kota, produk unggulan, tingkat kebahagiaan warga masyarakat serta sinergitas, solidaritas dan kolaborasi seluruh perangkat kota dapat terlukiskan dengan indah. Dari MICE juga dapat lahir jejaring nasional dan internasional demi memperkuat kepentingan kota.
Siklus ekosistem ekonomi kreatif wajib terpelihara dengan baik dan terkontrol dengan benar, agar tingkat kesejahteraan masyarakat teraplikatifkan, terukur dan dapat dipertanggungjawabkan. Terkadang kesenjangan antara fakta dan retorika sulit diukur. Kebanyakan pemangku kebijakan mengesampingkan hal itu, yang terpenting baginya adalah menilai kinerja dengan angka-angka yang tidak komprehensif, menentukan rasio pencapaian yang tidak akumulatif. Perlakuan dari kebijakan ataupun peraturan hanya untuk menjaga kepentingan, serta kesimpulan yang diambil hanya merupakan bentuk pencitraan. Olehnya itu mari bersama menanamkan nilai-nilai pancasila sebagai dasar Negara yang harus dimaknai dan diterjemahkan secara konkrit. Baik di Pusat, di Provinsi, di Kota, di Kabupaten dan di Desa.
Pemimpin Fenomental
Pemimpin Daerah Lebih Berkesan daripada Pemimpin Pusat kini menjadi Fenomena, sebuah dimensi kepemimpinan terkuak mengubah pandangan masyarakat. Ternyata, walau dari hal kecil yang telah dilakukan oleh pemimpin daerah namun berdambak besar bagi kehidupan sosial dan kebahagiaan masyarakat. Hasil perlakuan para pemimpin di daerah sangat mendominasi keinginan masyarakat Indonesia untuk lebih berperan dikancah nasional. Keyakinan Rakyat Indonesia bukannya tidak berdasar, tetapi memiliki dalil kuat akan kebaikan dari seorang pemimpin daerah bisa membawa bangsa ini menjadi lebih bermartabat dan dapat mewujudkan cita-cita pembangunan yang sudah lama dinantikan.
Fakta yang mencuak bukan hanya karena popularitas yang tinggi, melainkan program pembangunan telah diwujudkan secara nyata dan terasa bagi daerah dan masyarakat. Beberapa kepala daerah yang kini menjadi perhatian nasional maupun internasional antara lain Ridwan Kamil (Walikota Bandung), Basuki Tjahja Purnama (Gubernur DKI Jakarta), Tri Risma Ariyana (Walikota Surabaya), Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng) dan Ganjar Pranomo (Gubernur Jawa Tengah). Mereka inilah sosok kepala daerah yang menjadi fenomena berkat program pengembangan yang diwujudkan dan terasa oleh masyarakatnya.
Para kepala daerah tersebut menjadi populer dan memiliki tingkat elektibilitas untuk menjadi pejabat di ibukota negara, walaupun tidak bekerja dan berkarya buat ibukota Negara melainkan khusus buat daerah. Namun hasil kerja dan karyanya telah dirasakan secara tidak langsung oleh masyarakat ibukota Negara. Fenomena itulah sehingga sebagian besar rakyat Indonesia menginginkan mereka untuk lebih berperan besar mempengaruhi kebijakan nasional agar kemaslahatan dapat terwujud. Berorientasi program bukan berorientasi proyek adalah kunci utama yang dipegang oleh para pemimpin daerah tersebut sehingga menjadi fenomental bagi rakyat Indonesia.
Kekuatannya adalah mental, rasa peduli, ikhlas dan serius untuk membenahi persoalan sosial yang paling mendasar dengan ramuan kreatifitas dalam membuat program pembangunan daerah. Out of the box merupakan kebiasaan yang memerlukan pengorbanan dan keberanian tinggi. Keunikan itulah yang membuat sebagian besar masyarakat tergugah dan tercerahkan dengan prilaku, sikap dan gaya kepemimpinan dari kepala daerah fenomental. Kini masyarakat Indonesia semakin kritis dan cerdas, dibarengi dengan informasi yang lebih efisien serta pemanfaatan teknologi digital yang efektif sehingga segala kebaikan maupun keburukan dapat dengan mudah diakses.
Apresiasi warga masyarakat akan karya fantastik dari pemimpin daerah fenomental, telah mengalahkan segala bentuk awards and rewards yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang berprestasi dengan penilaian baku. Posisi menteri dan legislatif tidak lagi menjadi seksi bagi para politikus, penghargaan masyarakat lebih kepada kerja-kerja kecil di daerah. Bahkan masyarakat biasa (personal dan komunitas) tanpa menjadi pejabat dan berkader di partai ataupun di organisasi politik, menjadi popular dapat dengan mudah diraih. Cukup dengan perbuatan kecil namun baru dan unik serta nyata mengubah pola pikir dan kebiasaan buruk masyarakat. Apresiasi dan penghargaan menjadi milik anda.
Mari berinisiatif membangun antusias masyarakat umum untuk ikut berperan dan berkontribusi lebih besar bagi Daerah dan Negara.
Sabtu, 19 Maret 2016
TUSTEL A Novel "Capturing Moments of Life"
TUSTEL, sebuah novel bertema romantika pasangan yang terbentur aturan adat, tradisi dan sekat strata sosial. Alurnya dapat mengucak perasaan mereka yang melankolis, menjadi directory yang cukup komplit untuk mereka yang suka traveling, dan cukup gamblang mengangkat tema masalah pernikahan dalam adat istiadat sebuah suku besar di Indonesia. Ketegangan sebuah perjuangan dan gejolak hati yang akhirnya terpapar dalam setiap potret babnya. Pertemuan fiction dan science dalam membahas asmara yang menggugah jiwa. Meruak filosofi romantika dan psikologi sejoli yang kasmaran.
Apa yang membuat hidup begitu bergairah? Cinta tentunya. Fenomena cerita sebuah kisah roman yang terhalang karena padan aturan adat batak toba antara marga aruan dan sitorus yang tak bisa saling menikahi. Setelah mereka tahu kenyataan itu, disitulah dimulai kisah pengembaraan sang dokter yang bermarga aruan. Sulu Aruan, seorang pemuda berasal dari Tanah Batak, adalah dokter lulusan Universitas Gajah Mada, Jogjakarta. Di akhir masa kuliahnya dia bertemu dengan seorang perempuan bermarga Sitorus bernama Chrisinta atau biasa dipanggil Sin. Tapi sayang hubungan mereka tak direstui orang tua Sulu, karena marga mereka termasuk marga yang dilarang menikah sesuai padan. Akhirnya Sulu memutuskan untuk menempuh PTTnya di Maluku. Sulu memutuskan mengambil dinas PTT di pedalaman Maluku. Di sana salah satu pasiennya adalah Ratih. Seorang wanita yang masih memendam cinta pada Kasim kekasihnya, tapi dijodohkan dengan Abim yang adalah seorang pegawai negeri. Lalu tersebut kisah pengalamannya mengunjungi banyak daerah sabang sampai merauke bahkan hingga ke Dili, Timor leste melewati perbatasan Motaain, Nusa Tenggara Timur.
Perjalanan yang begitu panjang semalaman dari kota Yogyakarta ke Ambon dan berlayar menuju pulau Seram (Maluku). Kisah tentang petualangan dokter Sulu Aruan menjadi dokter di pedalaman Maluku - Detail kisah yang penuh pengalaman eksotis dokter Sulu Aruan, termasuk ketika menangani pasiennya yang mengidap psizophrenia yang saat itu oleh penduduk setempat dianggap gila atau kerasukan setan dipedalaman maluku. Di sana pula Sulu berjumpa dengan Hasan, temannya semasa co ass yang akhirnya mengajak Sulu pindah kerja ke Atambua, sebuah daerah di perbatasan Timor Leste dan Indonesia. Hasan juga bermasalah dengan perkawinannya. Berkat saran dari Sulu yang juga sahabatnya sejak kuliah dulu, hubungannya dengan istrinya membaik kembali. Sementara itu, Sulu yang patah hati lalu pergi ke Wina untuk mengerjakan suatu penelitian. Juga beberapa kali mengajar para pengungsi di sana.
Pengalaman hidupnya mengajarkan apa itu cinta. Kisah pencarian kesejatian sebuah cintanya. Kemudian terbang ke Kupang dan melanjutkan perjalanan ke Atambua sampai ke Dili - Batak karo (sumatera utara) lalu terbang ke vienna (austria) - dan akhirnya kembali ke Jakarta. Paling banyak mengenang kisah percintaannya yang terlarang itu di Vienna, Austria. Setiap keindahan dan sejarah Vienna benar-benar membuatnya sangat mengenang kisahnya sendiri. Merenungkan setiap makna cinta yang begitu dalam. Meski surat elektronik kepada Chrisinta Sitorus sang kekasih yang tak pernah sekalipun terbalas.
Dari Segi adat Batak :
Sitorus dengan Aruan, Hutajulu dan Hutahaean terikat padan (perjanjian) untuk saling menganggap sisada anak dan sisada boru. Karenanya hubungan perkawinan di antara marga-marga ini adalah terlarang atau subang/pantang. Padan yang seperti ini juga mengikat marga-marga lain seperti Silaban-Hutabarat, Naibaho-Lumbantoruan, Manurung-Simamora Demataraja, dan lain-lain. Seringkali generasi muda yang belum tahu padan tersebut terjerumus cinta terlarang yang terhalang oleh tembok padan ini. Hal yang membingungkan bagi mereka mengapa cinta murni dari orang yang berbeda marga dan bukan dari satu rumpun harus dianggap tabu. Adanya novel yang berani mengangkat kisah cinta terlarang ini tentu menarik untuk dicermati.
Unsur Intrinsik :
1. Tema
Tema yang diangkat tentang cinta, persahabatan, dan adat istiadat dalam keluarga.
2. Alur
Jika dilihat dari jalan ceritanya, novel ini menggunakan alur cerita maju-mundur.
3. Sudut Pandang
Dalam Novel Tustel ini, sudut pandang yang digunakan adalah sudut pandang campuran.
4. Penokohan
Penggambaran tokoh dalam novel ini begitu kreatif dan jelas. Tokoh utama tetap dominan sebagai protagonis.
5. Gaya Bahasa
Kata-kata yang ditulis ringan dan gaya bahasanya sangat menyesuaikan dengan perkembangan masyarakat modern. Terdapat bahasa percakapan sehari-hari beberapa suku di Indonesia. Bahasa mudah dimengerti pembaca.
Kelebihan dan Kekurangan Novel :
1. Kelebihan
Novel Tustel hadir sebagai novel roman dengan penokohan dari suku Batak. Mengangkat fenomena kekinian. Karya yang memiliki diferensiasi. Gaya penulisan tidak rumit, mudah dimengerti, dan mendalam sesuai tema dan genre. Kisah cinta dalam sebuah novel yang bertajuk budaya. Budaya erat kaitan dengan perilaku sosial, hubungan dalam kelompok dan antar kelompok, daya tarik interpersonal, cinta, ketertarikan, dan perkawinan, keputusan, agresi, kesesuaian, ketaatan, kepatuhan, dan kerjasama. Buku yang persuasif untuk memahami berbagai sudut pandang. Kisah perjalanannya sangat menarik. Cerita dengan berbagai latar di Winadan Indonesia baik tempat-tempat yang indah dan pedalaman, menambah daya tarik buku ini. Membaca "Tustel" seperti terbawa dalam semua adegan cerita. Rahasia dan mimpi cinta yang terus tumbuh dan bertunas. Keindahan yang dituturkan mampu membayangkan sedang berdiri di suatu sore langit sedang bermain hujan. Meski tidak ada pelangi melengkung. Kisah petualangan dan impian cinta yang liar dan berani. Pada bab terakhir memberi kejutan demi kejutan yang tak disangka. Sebuah kekuatan cerita yang luar biasa.
2. Kekurangan
Pada bab awal terkesan membosankan, diawali dengan situasi datar dan kurang menantang. Pemilihan kata terutama pada bab depan kurang memberi penekanan untuk bayangan situasi mendalam. Tetapi selanjutnya jika dibaca terus sangat menarik saat mulai masuk persoalan inti.
Beberapa Testimonier :
Tustel, sebuah kata yang klasik mengartikan alat pengabadi kejadian. Menangkap kejadian/momentum kehidupan dan cerita romansa, analogi yang tepat menjadikannya sebagai judul novel ini. Cerita yang inspiratif, membuka pemikiran tentang sesuatu yang konservatif dan klasik. Di sepanjang zaman budaya mengatur untuk kebaikan bersama. Cinta, intimasi, komitmen tiga hal yang disampaikan dalam buku ini.
---Frans Padak Demon, Director of VOA Indonesia, Jakarta
Budaya sebagai warisan leluhur yang sangat berharga. Tidak lupa dari semua itu budaya sangat menghargai perdamaian, keluhuran, keindahan, dan cinta. Buku ini menjadi menarik ketika mengangkat kisah budaya suku batak. Inisiatif seorang muda menulis persuasif agar yang membaca mau lebih tertarik tentang seluk beluk budaya dan hakekatnya.
---Juara R. Ginting, Antropolog, Leiden, Belanda
Mengupas cinta romantis dari perasaan intens dan ketertarikan sepasang kekasih, dalam sebuah konteks erotis dengan harapan masa depan. Buku yang menggugah rasa dan asa. Sangat menarik.
---Tanta J. Ginting, Aktor, Orange, California
Budaya Batak sebagai bagian dari budaya Timur, pada dasarnya menganut paham kebersamaan. Suatu hal yang tentu saja luhur karena konsep yang seperti itu bersifat kolektif artinya baik permasalahan perorangan anggota keluarga maupun persoalan keluarga sebagai suatu keutuhan adalah masalah bersama. Dengan demikian maka yang bertanggung-jawab menjaga kelestarian sebuah perkawinan adalah seluruh keluarga besar. Keluarga besar berfungsi melindungi sekaligus meyakinkan agar sejauh mungkin tidak ada unsur paksaan atau tekanan apapun yang akan menyakiti siapapun dari antara anggotanya. Pilihan penulis untuk mengambil alur cerita dengan sentuhan budaya dan latar belakang daerah daerah dari Sabang sampai Merauke tentu memerlukan imajinasi yang kuat dan luas. Penulis berhasil merangkai sejuta keindahan cinta tidak saja dalam wujud romansa melainkan juga dalam pesona alam. Tulisan yang kreatif dan inspiratif. Terus berkarya.
---Mayjen TNI (Purn) R.K Sembiring Meliala, Jakarta, Indonesia
Genre : Roman Budaya
ISBN : 9786021542941
Author : Maria Surbakti
Language : Indonesia
Publisher : PohonCahaya Publisher
Type : softcover
No. of Pages : 177
Dimensions : 13 x 19 cm
Langganan:
Postingan (Atom)